Pengaruh Gaji dan Insentif terhadap kinerja karyawan Rumah Makan Ayam Goreng Nelongso Cabang Blimbing-Malang [ BAB II

 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Penelitian Terdahulu
Dalam kajian pustaka akan ditulis tentang hasil-hasil penelitian terdahulu yang memiliki isi atau relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan. Hal tersebut sebagai acuan bagi peneliti sekarang dan sebagai pembanding terhadap peneliti terdahulu untuk mencari perbedaan-perbedaan agar tidak terjadi adanya duplikasi.



Penelitian pertama oleh Vina Rani Wibawati (2009) Universias Islam Negeri Malang (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang dengan judul “Pengaruh Gaji Terhadap Motivasi Kerja Karyawan” studi kasus di Home Industri Kripik Buah “Aisyah” Batu. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah variable gaji memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja karyawan pada home industri kripik buah aisyah Batu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan studi populasi yang dilakukan pada Home Industri Kripik Buah Aisyah Batu. Adapun sample pada penelitian ini adalah karyawan home industri kripik buah Aisyah yang berjumlah 35 orang. Teknik pengumpulan data berupa kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik regresi sederhana dengan reabilitas, validitas data dan untuk menguji seberapa besar pengaruhnya digunakan uji determinasi. Hasil dari penelitian ini adalah gaji berpengaruh terhadap motivasi kerja.
Penelitian Kedua oleh Maulana Ady Putra (2014) Fakultas Ekonomi,  jurusan Manajemen,  Universitas Muria Kudus dengan judul, “Pengaruh Pemberian Gaji dan Insentif Terhadap Kinerja Karyawan pada Bank Mandiri Cabang Kudus”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pemberian Gaji dan Insentif Terhadap Kinerja Karyawan. Penelitian ini dilakukan di Bank Mandiri Cabang Kudus. Sumber yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Populasi yang digunakan k dalam penelitian ini berjumlah 66 karyawan pada Bank Mandiri Cabang Kudus. Sampel sebanyak 57 pegawai denga teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode Purposive Sampling yaitu dengan ketentuan pegawai bekerja lebih dari 2 tahun. Untuk identifikasi variabelnya terdapat dua variabel bebas (Independent Variabel), yaitu Gaji  (X1) dan Insentif (X2) dan satu variabel terikat (Dependent Variabel), yaitu Kinerja Karyawan (Y).  Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif meliputi, analisis regresi, Uji hipotesis (uji t dan uji F), serta Adjusted R Square ( ). Hasil dari penelitian ini  menunjukkan bahwa  ada pengaruh positif dan signifikan variabel gaji dan insentif terhadap kinerja kerja pada Bank Mandiri Cabang Kudus secara parsial yang didasarkan pada hasil pengujian masing-masing variabel nilai > dari nilai  sebesar (4,011; 5,359 > 1,674), (2) ada pengaruh positif dan signifikan variabel gaji dan insentif secara simultan yang didasarkan pada hasil pengujian nilai  sebesar 29,972> dari nilai sebesar 2,78.
Penelitian ketiga oleh Ira Daniyati (2012) Universitas Lampung dengan judul “Analisis Pengaruh Insentif dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pda SKPKD Kabupaten Kota Yang Mendapatkan Opini Wtp di Provinsi Lampung”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh dari insentif dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai SKPKD Kabupaten kota yang mendapatkan opinin Wtp di provinsi Lampung. Populasi dari penelitian ini sebanyak 140 orang pegawai dipilih dengan metode model analisis menggunakan regresi linier berganda dengan aplikasi software SPSS 17 dengan Strastifed propotional Random Sampling. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variable insentif dan disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada SKPKD. Hasil penelian berimplikasi terhadap insentif dan disiplin kerja yang perlu ditinggalkan guna meningkatkan kinerja pegawai.
Peneliti keempat oleh Pipit Nusela (2012) Insitut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon dengan judul “Pengaruh Disiplin Kerja dan Insentif Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Cirebon”. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan disiplin kerja karyawan dan insentif oleh Bank Muamalat Indonesia Cabang Cirebon, mengetahui sejauh mana disiplin kerja dan insentif yang diterapkan oleh Bank Muamalat Indonesia Cabang Cirebon serta mengetahui pengaruh disiplin kerja dan insentif terhadap prestasi kerjanya. Sampel di ambil dari karyawan Bank Muamalat Cabang Cirebon sebanyak 30 responden. Berdasarkan hasil penelitian jika disiplin kerja dan insentif semakin baik maka prestasi kerja karyawan akan mengalami peningkatan sehingga disiplin kerja dan insentif secara bersama sama mempengaruhi prestasi kerja.
Penelitian kelima oleh Meis Lifana,dkk (2013) Juru san Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jember dengan judul “ Pengaruh Insentif dan tunjangan terhadap kinerja Karyawan pada PT.BPR Wilis Putra Utama Banyuwangi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Insentif dan Tunjangan terhadap kinerja kerja karyawan pada PT.BPR Wilis Putra Utama Banyuwangi. Insentif dan Tunjangan sebagai variabel independen dan kinerja kerja sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel yan g di ambil dalam kurun waktu 1 minggu sebanyak 55 orang dengan populasi seluruh karyawan PT. BPR Willis Putra Utama Banyuwangi. Uji statistik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh secara simultan dan parsial variabel insentif dan tunjangan terhadap kinerja. Sementara variabel yang paling berpengaruh dominan terhadap minat beli ulang adalah kinerja.
Dari paparan diatas dapat diperjelas pada tabel 2.1 yang menunjukkan perbandingan dengan penelitian terdahulu, sebagai berikut:




Tabel 2.1
Tabulasi Penelitian Terdahulu
Keterangan
Peneliti Pertama
Peneliti Kedua
Peneliti ketiga
Peneliti keempat
Peneliti Kelima
Nama Peneliti (Tahun)
Vina Rani Wibawati
(2009)
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
Maulana Ady Putra (2014)
Universitas Muria Kudus
Ira Daniyati
(2012)
Universitas Lampung
Pipit Nusela (2012)
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon
Meis Lifana,dkk (2013)
Universitas Jember
Judul Penelitian
Pengaruh Gaji Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Home Industry Pada Kripik Buah “Aisyah” Batu.
Pengaruh pemberian gaji dan insentif terhadap kinerja karyawan pada Bank Mandiri Cabang Kudus
Analisis Pengaruh Insentif dan disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada Skpkd Kabupaten Kota yang mendapatkan Opini Wtp di Provinsi Lampung
Pengaruh Disiplin Kerja dan Insentif Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Cirebon
Pengaruh Insentif dan tunjangan terhadap kinerja Karyawan pada PT.BPR Wilis Putra Utama Banyuwangi
Variabel yang di teliti
Gaji dan Motivasi Kerja
Gaji, Insentif dan Kinerja Karyawan
Insentif, Disiplin Kerja dan Kinerja Pegawai
Disiplin Kerja,Insentif dan Prestasi Kerja
Insentif, Tunjangan dan Kinerja Karyawan
Populasi dan Sampel
PopulasiKaryawan Home Industri Kripik B uah Aisyah Batu . 35 Karyawan
Populasi berjumlah 66 karyawan dan sampel sebanyak 57 karyawan
Populasi berjumlah 140 pegawai
Populasi Seluruh Karyawan sebanyak 30 karyawan.
Sampel sebanyak 55 orang dengan populasi seluruh karyawan PT. BPR Willis Putra Utama Banyuwangi
Alat Analisis
Regresi Sederhana
Regresi Linier Berganda
Regresi
Linier Berganda
Regresi Linier Berganda
Regresi Linier Berganda
Hasil Penelitian
Gaji berpengaruh terhadap motivasi kerja. Karena apabila gaji karyawan tidak terpengaruh dengan baik maka akan menyebabkan karyawan ini semakin tidak termotivasi dalam bekerja.
Ada pengaruh Positif dan signifikan variable gaji dan insentif terhadap kinerja kerja pada bank Mandiri Cabang Kudus secara persial dan berganda
Hasil analisis membuktikan motivasi, insentif dan disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada SKPKD
Disiplin kerja dan insentif semakin baik maka prestasi kerja karyawan akan mengalami peningkatan sehingga disiplin kerja dan insentif secara bersama sama mempengaruhi prestasi kerja.

Ada pengaruh secara simultan dan parsial variabel insentif dan tunjangan terhadap kinerja. Sementara variabel yang paling berpengaruh dominan terhadap minat beli ulang adalah kinerja.


Dari keempat penelitian terdahulu terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian saat ini. Persamaannya, ada beberapa variabel bebas yang sama seperti Gaji (X1) ada pada penelitian yang dilakukan oleh Vina Rani Wibawati (2009) dan Maulana Ady Putra (2014), selain itu variable Insentif (X2) juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Maulana Ady Putra (2014), Ira Daniyati (2012), Pipit Nusela (2012) dan Meis Lifana,dkk (2013). Dan untuk variabel terikatnya Kinerja Kerja (Y) sama dengan penelitian Maulana Ady Putra (2014), Ira Daniyati (2012) dan Meis Lifana,dkk (2013). Yang membedakan dari penelitian diatas terletak pada lokasi, objek, populasi dan sampel.

2.2   LANDASAN TEORI
Grand theory yang digunakan untuk penelitian ini adalah Manajemen, middle Manajemen Sumber Daya Manusia dan Applied theory-nya adalah Gaji, Insentif dan Kinerja Kerja.
a.       Grand Theory
Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2012), manajemen adalah mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan orang lain sehingga kegiatan mereka selesai dengan efisien dan efektif. Pengertian manajemen yang pertama serta kenyataan bahwa manajemen adalah ilmu sekaligus seni, maka manajemen itu dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Menurut Daft dan Marcic (2007) manajemen adalah efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan organisasi melalui perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan sumber daya organisasi.
Fungsi-Fungsi Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2012) fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:
1.       Perencanaan (Planning) Mendefinisikan sasaran-sasaran, menetapkanstrategi, dan mengembangkan rencana kerja untuk mengelola aktivitas-aktivitas.
2.       Penataan (Organizing) Menentukan apa yang harus diselesaikan, bagaimana caranya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
3.       Kepemimpinan (Leading) Memotivasi, memimpin, dan tindakan-tindakan lainnya yang melibatkan interaksi dengan orang lain.
4.       Pengendalian (Controlling) Mengawasi aktivitas-aktivitas demi memastikan segala sesuatunya terselesaikan sesuai rencana.
b.       Middle Theory
 Menurut Mondy (2010) manajemen sumber daya manusia adalah pemanfaatan individu untuk mencapai tujuan organisasi. Adapun menurut Byars dan Rue (2006) manajemen sumber daya manusia adalah aktivitas yang dirancang untuk menyediakan dan mengkoordinasi sumber daya manusia sebuah organisasi. Sedangkan Noe, dkk (2006) manajemen sumber daya manusia adalah peraturan-peraturan, praktek-praktek dan sistem-sistem yang mempengaruhi sikap, perilaku dan kinerja pegawai-pegawai. Jadi, dapat disimpulkan manajemen sumber daya manusia adalah bagaimana mengatur dan memanfaatkan sumber daya manusia dan apa yang dimiliki oleh mereka untuk kepeningan perusahaan atau organisasi.
Peran Sumber Daya Manusia Menurut Mathis dan Jackson dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Sumber Daya Manusia” (2006) manajemen sumber daya manusia terdiri atas beberapa aktivi tas yang saling berhubungan yang terjadi dalam konteks organisasi, yaitu:
1.       Perencanaan dan Analisis SDM Aktivitas perencanaan ini dilakukan untuk mengantisipasi kekuatan yang akan mempengaruhi pasokan dan permintaan akan tenaga kerja. Sedangkan, aktivitas analisis dan penilaian selektivitas SDM juga penting dilakukan sebagai bagian dari menjaga daya saing organisasi. Dukungan informasi akurat dan tepat waktu yang didapatkan dari Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM) sangat dibutuhkan untuk menunjang aktivitas ini.
2.       Kesetaraan Kesempatan Bekerja Kepatuhan pada hukum dan peraturan Kesetaraan Kesempatan Bekerja (Equal Employment Opportunity) mempengaruhi aktifitas SDM lainnya dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen SDM. Contohnya, 14 perencanaan SDM harus memastikan sumber tenaga kerja yang bervariasi untuk memenuhi jumlah tenaga kerja yang ditetapkan oleh hukum dan peraturan. Selain itu, pada saat perekrutan, seleksi dan pelatihan, semua manajer harus mengerti peraturan ini.
3.       Perekrutan Sasaran perekrutan adalah untuk menyediakan pasokan tenaga kerja yang cukup untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Dengan mengerti apa yang dilakukan oleh tenaga kerja, analisis perkerjaan (job analysis) adalah dasar dari fungsi perekrutan. Dari sini, uraian pekerjaan (job description) dan spesifikasi pekerjaan (job spesification), dapat dipersiapkan untuk proses perekrutan. Proses seleksi sangatlah menekankan pada pemilihan orang yang memenuhi kriteria persyaratan (qualified) untuk mengisi lowongan pekerjaan.
4.       Pengembangan SDM Pekerjaan pasti akan berevolusi dan berubah, karena itu diperlukan pelatihan yang berkesinambungan untuk tanggap pada perubahan teknologi. Pengembangan semua tenaga kerja, termasuk pengawas (supervisor) dan manajer, diperlukan untuk menyiapkan organisasi menghadap tantangan ke depan. Perencanaan karir (career planning) mengidentifikasi jalur dan aktivitas setiap individu yang berkembang di suatu organisasi.
5.       Kompensasi dan Keuntungan Kompensasi diberikan pada tenaga kerja yang melakukan kerja organisasi seperti pembayaran (pay), insentif (incentive), dan keuntungan (benefits). Perusahaan harus mengembangkan dan selalu memperbaiki sistem upah dan gaji. Program insentif seperti pembagian keuntungan dan penghargaan atas produktivitas semakin banyak dilakukan.
6.       Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja Kesehatan dan keselamatan fisik serta mental tenaga kerja adalah hal yang utama. Occupational Safety and Health Act (OSHA) atau Undang-Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja telah membuat organisasi lebih tanggap atas isu kesehatan dan keselamatan. Pertimbangan tradisional atas keselamatan kerja terfokus pada mengurangi atau menghapuskan kecelakaan kerja. Pertimbangan lain adalah pada isu kesehatan yang timbul pada 15 lingkungan kerja yang berbahaya seperti resiko terkena bahan kimia atau teknologi baru. Keamanan tempat kerja juga semakin penting karena kekerasan tidak jarang terjadi di sini.
7.       Hubungan Tenaga Kerja dan Buruh / Manajemen Hak-hak tenaga kerja harus diperhatikan, tidak peduli apakah ada atau tidak ada serikat tenaga kerja. Komunikasi dan pembaharuan kebijakan dan peraturan SDM sangat penting untuk dikembangkan sehingga manajer dan tenaga kerja tahu apa yang diharapkan dari mereka
c.       Applied Theory
1)      Gaji
a.       Pegertian Gaji
Gaji adalah salah satu hal yang penting bagi setiap karyawan yang bekerja dalam suatu perusahaan, karena dengan gaji yang diperoleh seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Andrew F. Sikula (2007) gaji merupakan balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai konsekuensi dari statusnya sebagai seorang karyawan yang memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan perusahaan.
Menurut    Moeheriono  (2012)  di  dalam  bukunya  menjelaskan  bahwa   : “Besarnya  gaji  pokok  ataupun  tunjangan  yang  diberikan  kepada  karyawan, pada  saat-saat  tertentu  akan  dievaluasi.  Ada  kemungkinan  bahwa  besarnya tunjang an ataupun fasilitas yang diberikan kepada karyawan, akan mengalami penurunan.  Hal  ini  disebabkan  karyawan  yang  bersangkutan  mungkin  sudah tidak menjabat pada posisi tersebut lagi, sehingga karyawan yang bersangkutan tidak berhak lagi untuk menerimanya. Dengan demikian, selain menerima gaji pokok  yang  besarnya  telah  ditentukan,  pada  umumnya  setiap  karyawan  juga akan  menerima  berbagai  macam  tunjangan  serta  dikurangi  dengan  berbagai macam  kewajiban  yang  harus  dibayarkan  kepada  perusahaan.  Secara  umum dapatlah  dikatakan,  bahwa  komponen  gaji  yang  diterima  seseorang, pada umumnya terdiri atas : Gaji Pokok, Aneka tunjangan, aneka Potongan.
Sering sekali gaji dan upah dianggap mempunyai pengertian yang sama oleh kebanyakan masyarakat. Anggapan ini terjadi mungkin disebabkan karena gaji dan upah sama-sama merupakan balas jasa yang diberikan kepada karyawannya. Pada kenyataannya kedua istilah tersebut mempunyai perbedaan. Perusahaan manufaktur, pembayaran kepada karyawan biasanya dibagi menjadi 2 golongan yaitu gaji dan upah. Gaji umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer, sedangkan upah umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh). Umumnya gaji dibayarkan secara tetap perbulan, sedangkan upah dibayar berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah satuan produk yang dihasilkan oleh karyawan.
Menurut undang-undang tenaga kerja no 13 tahun 2003, Bab 1, Pasal 1  berisikan  Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan da n dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Menurut Dewan Penelitian Pengupahan Nasional, memberikan definisi upah sebagai sebagai berikut upah ialah suatu penerimaan sebagai suatu kerja berfungsi sebagai suatu jaminan kelangsungan hidup yang layak bagi kemanusiaan dan pr oduktifitas yang dinyatakan dalam nilai atau bentuk yang ditetapkan menurut suatu persetujuan Undang-Undang dan peraturan yang dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi kerja dengan penerima kerja.
Selanjutnya pengertian gaji dan upah menurut Hadi Purwono adalah sebagai berikut: Gaji (salary) biasanya dikatakan upah (wages) yang dibayarkan kepada pimpinan, pengawas, dan tata usaha pegawai kantor atau manajer lainnya. Gaji umumnya tingkatnya lebih tinggi dari pada pembayaran kepada pekerja upahan. Upah adalah pembayaran kepada karyawan atau pekerja yang dibayar menurut lamanya jam kerja dan diberikan kepada mereka yang biasanya tidak mempunyai jaminan untuk dipekerjakan secara terus-menerus.
Dari definisi Gaji dan upah di atas maka dapat disimpulkan bahwa gaji merupakan pengganti jasa bagi tenaga-tenaga kerja dengan tugas yang sifatnya lebih konstan.  Ditetapkan melalui perhitungan masa yang lebih panjang misalnya bulanan, triwulan atau tahunan. Sedangkan upah adalah pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan berdasarkan jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan misalnya jumlah unit produksi.
b.       Tujuan dan Manfaat Gaji
Peranan gaji dapat ditinjau dari dua pihak, yaitu:
1.     Aspek pemberi kerja (Majikan) adalah Manajer.
Gaji merupakan unsur pokok  dalam menghitung biaya produksi dan komponen dalam menentukan harga pokok yang dapat menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Apabila suatu perusahaan memberikan gaji terlalu tinggi maka, akan mengakibatkan harga pokok tinggi pula dan bila gaji yang diberikan terlalu rendah akan mengakibatkan perusahaan kesulitan mencari tenaga kerja.
2.     Aspek Penerima Kerja
Gaji merupakan penghasilan yang diterima oleh seseorang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Gaji bukanlah merupakan satu-satunya motivasi karyawan dalam berprestasi, tetapi gaji merupakan salah satu motivasi penting yang ikut mendorong karyawan untuk berprestasi, sehinggatinggi rendahnya gaji yang diberikan akan mempengaruhi kinerja dan kesetiaan karyawan.
Tujuan penggajian, antara lain :
a.        Ikatan kerja sama
Dengan pemberian gaji, terjadilah ikatan kerja sama formal antara majikan dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik. Sedangkan pengusaha atau majikan wajib membayar gaji sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
b.       Kepuasan kerja
Dengan  balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik, status social dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dan jabatannya.
c.        Pengadaan efektif
Jika program gaji ditetapkan cukup besar, maka pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.
d.       Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, maka manajer akan mudah memotivasi bawahannya.
e.        Stabilitas karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi yang kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turnover relative kecil.
f.        Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan akan semakin baik. Karyawan akan menyadari serta mentaati peraturan-peraturan yang berlaku didalam perusahaan.
g.       Pengaruh serikat buruh
Dengan program kompensasi yang baik, maka pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
h.       Pengaruh pemerintah
Jika program gaji sesuai dengan undang-undang yang berlaku (seperti batas gaji minimum) maka intervensi dapat dihindarkan.
Menurut Simamora (2006) gaji diukur dengan indicator-indikator :
1.        Memenuhi Kebutuhan Minimal
2.        Mengikat
3.        Menimbulkan Semangat dan Kegairahan Kerja
4.        Mempertimbangkan Keadilan Internal
5.        Mempertimbangkan keadilan Eksternal

2)      Insentif
a. Pengertian Insentif
Menurut Mangkunegara (2006) menerangkan bahwa insentif adalah suatu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang atas dasar kinerja yang tinggi dan juga pengakuan dari pihak organisasi terhadap kinerja karyawan dan kontribusi terhadap organisasi (perusahaan).
Insentif sebagai sarana motivasi yang mendorong para pegawai untuk bekerja dengan kemampuan yang optimal, yang dimaksudkan sebagai pendapatan ekstra di luar gaji atau upah yang telah ditentukan. Pemberian insentif dimaksudkan agar dapat memenuhi kebutuhan para pegawai dan keluarga mereka. Istilah system insentif pada umumnya digunakan untuk menggambarkan rencana-rencana pembayaran upah yang dikaitkan secara langsung atau tidak langsung dengan berbagai standar kinerja pegawai atau profitabilitas organisasi.
Insentif dapat direncanakan sebagai balas jasa yang memadai kepada pegawai yang prestasinya melebihi standar yang telah ditetapkan. Insentif merupakan suatu factor pendorong bagi pegawai untuk bekerja lebih baik agar kinerja pegawai dapat meningkat. Dari pengerian di atas untuk lebih jelas tentang insentif , di bawah ini ada beberapa ahli manajemen mengemukakan pengertian mengenai insentif.  Hariandja dalam ichsan (2008) memberikan pengertian insentif bahwa “Insentif adalah bentuk pembayaran langsung yang didasarkan atau dikaitan langsung dengan kinerja dan pembagian keuntungan bagi pegawai akibat peningkatan produktifitas atau penghematan biaya”. Insentif umumnya dilakukan sebagai strategi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan dengan memanfaatkan perilaku pegawai yang mempunyai kecenderungan kemungkinan bekerjaseadanya atau tidak optimal.
Siagian dalam Pakaya (2013) menjelaskan bahwa pemberian insentif diberikan guna mendorong produktifitas kerja yang lebih tinggi bagi pegawainya. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa insentif diberikan secara sengaja kepada pegawai agar terciptanya suatu dorongan untuk meningkatkan prestasi kerja sehingga akan menimbulkan dampak baik bagi organisasi dengan adanya kinerja yang baik dan berkualitas seorang pegawai.
b. jenis-jenis Insentif
Jenis-jenis insentif dalam suatu organisasi, harus dituangkan secara jelas sehingga dapar diketahui oleh pegawai dan oleh perusahaan tersebut dapat dijadikan kontribusi yang baik untuk dapat menambah gairah kerja bagi pegawai yang bersangkutan. Menurut Hasibuan dalam ichsan (2008). Secara garis besar insentif dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu:
1)     Insentif  materil/financial
Insentif materil/finance adalah daya perangsang yang diberikan kepada karyawan berdasarkan prestasi kerjanya. Berbentuk uang atau barang.
2)     Insentif non materil/non financial
Insentif non financial adalah perangsang yang diberikan kepada karyawan yang berbentuk penghargaan atau pengukuhan berdasarkan prestasi kerjanya, seperti piagam, piala, medali dan sebagainya yang nialinya tidak terkira.
3)     Insentif social
Insentif soaial adalah perangsang pada karyawan yang diberikan berdasarkan prestasi kerjanya berapa fasilitas dan kesempatan untuk mengembangkan kemampuanya, seperti THR, Bonus, Tunjangan.
c. Tujuan Pemberian Insentif
Tujuan pemberian insentif adalah untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga karyawan bergairah untuk bekerja dalam upaya pencapaian tujuan organisasi dengan menawarkan perangsang finansial dan melebihi upah dasar. Selain untuk meningkatkan motivasi kerja insentif bertujuan untuk meningkatkan produktifitas kerja dalam melaksanakan tugasnya, karena itu pemberian insentif harus dilaksanakan tepat pada waktunya agar dapat mendorong setiap karyawan untuk bekerja secara lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Pemberian insentif terutama insentif material dimaksudkan agar kebutuhan materi karyawan terpenuhi, dengan terpenuhinya kebutuhan materi itu diharapkan pegawai dapat bekerja lebih baik, cepat dan sesuai dengan standar organisasi sehingga output yang dihasilkan dapat meningkat.
Jadi pemberian insentif merupakan saran motivasi yang dapat mendorong karyawan agar dalam diri mereka timbul semangat yang lebih besar untuk berprestasi bagi peningkatan kinerja.
d. Ukuran Pemberian Insentif
Menurut Rivai (2009) beberapa cara perhitungan atau pertimbangan dasar penyusunan insentif antara lain sebagai berikut:
1)     Kinerja
System pemberian insentif dengan cara ini langsung mengaitkan besarnya insentif dengan pekerjaan yang telah ditunjukan oleh pegawai yang bersangkutan.
2)     Senioritas
System pemberian insentif didasarkan pada masa kerja atau senioritas pegawai yang bersangkutan dalam suatu perusahaan.
3)     Kebutuhan
Cara ini merupakan bahwa pemberian insentif pada pegawai didasarkan pada tingkat urgensi kebutuhan hidup yang layak dari pegawai.
4)     Keadilan dan kelayakan
Keadilan dalam system pemberian insentif bukanlah harus sama rata tanpa pandang bulu, kelayakan. Layak pengertiannya membandingkan besarnya pemberian insentif dengan instansi lain yang bergerak dalam bidang sejenis.
5)     Evaluasi jabatan
Suatu usaha untuk menentukan dan membandingkan nilai suatu jabatan tertentu dengan nilai jabatan-jabatan laindalam suatu instansi.
3)      Kinerja Karyawan
a.      Pengertian Kinerja
Kinerja  bagian  produktivitas  kerja, produktivitas  berasal  dari  kata  "Produktif" Artinya  sesuatu  yang  mengandung  potensi untuk  digali,  sehingga  produktivitas  dapatlah dikatakan  sesuatu  proses  kegiatan  yang terstruktur  guna  menggali  potensi  yang  ada dalam  sebuah  komoditi  atau  objek.  Filosofi produktivitas  sebenarnya  dapat  mengandung arti  keinginan  dan  udaha  dari  setiap  manusia (individu  maupun  kelompok)  untuk  selalu meningkatkan  mutu  kehidupan  dan penghidupannya. Agar  dapat  lebih  jelas  lagi  dalam penjelasan  mengenai  kinerja  berikut  ini  ada beberapa pengertian kinerja menurut para ahli.
Menurut Robbinsb (2007) bahwa “kinerja karyawan (prestasi kerja adalh hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Sedangkan menurut Melayu S. P. Haibuan (2006) menjelaskan bahwa “kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya di dasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu.
Berdasarkan pengertian kinerja dari beberapa pendapat diatas, kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah di tentukan. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai oleh seseorang baik kualitas maupun kuantitas dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja  
1.   Efektifitas dan efisiensi
Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari kegiatan menilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan kepuasan walaupun efektif dinamakan tidak efisien. Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka kegiatan tersebut efisien.
2.   Otoritas (wewenang)
Otoritas adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu organisasi formal yang dimiliki seorang anggota organisasi kepada anggota organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya. Perintah tersebut mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan dalam organisasi tersebut.
3.   Disiplin
Disiplin adalah taat kepada hokum dan peraturan yang berlaku. Jadi, disiplin karyawan adalah kegiatan karyawan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia bekerja.
4.   Inisiatif
Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya piker dan kreatifitas dalam membentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi.
c. Karakteristik Kinerja Karyawan
Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai berikut:
1.     Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.
2.     Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi.
3.     Memiliki tujuan yang realistis
4.     Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealistis tujuannya.
5.     Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya.
6.     Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.



d.  Indikator Kinerja Karyawan
Indicator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada tiga indicator, yaitu (Mangkunegara,2006):
1.     Kualitas.
Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan.
2.       Kuantitas
Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
3.       Ketepatan waktu
Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.







2.3 Kerangka Berfikir
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir

Kajian Empiris
1.    Vina Rani Wibawati (2009) “ Pengaruh Gaji Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Home Industry Pada Kripik Buah “Aisyah” Batu”
2.    Maulana Ady Putra (2014) “Pengaruh Pemberian Gaji dan Insentif Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bank Mandiri Cabang Kudus”
3.    Ira Daniyati (2012) “Analisis Pengaruh Insentif dan Disiplin Kerja Terdapat Kinerja Pegawai Pada SKPKD Kabupaten Kota yang mendapatkan OPini Wtp di Provinsi Lampung”
4.    Pipit Nusela (2012) “Pengaruh Disiplin Kerja dan Insentif Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Cirebon”.
5.    Meis Lifana, dkk. (2013) “Pengaruh Insentif dan tunjangan terhadap kinerja karyawan pada PT. BPR Wilis Putra Utama Banyuwangi”.

Rumusan Masalah


Tujuan Penelitian


Hipotesis


Uji Hipotesis

Pembahasan


Kesimpulan


Kajian Teori
1.    Gaji (X1),Andrew F. Sikula (2007), Moeheriono(2012), Simamora (2006)
Indikator, (Simamora 2006)
·      Memenuhi Kebutuhan Minimal
·      Mengikat
·      Menimbulkan semangat dan kegairahan kerja
·      Mempertimbangkan keadilan internal
·      Mempertimbangkan keadilan eksternal
2.    Insentif (X2), Mangkunegara (2006), Siagian dalam (Pakaya 2013), Bacal dalam Pakaya (2005).
Indikator, Bacal dalam Pakarya (2005)
·      Kinerja
·      Senioritas
·      Kebutuhan
·      Keadilan dan kelayakan
·      Evaluasi jabatan
3.    Kinerja Karyawan (Y), Robbins (2007), Melayu S.P. Hasibuan (2006).
Indikator, Mangkunegara (2006)
·      Kualitas
·      Kuantitas
·      Ketepatan waktu







 






















Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Uma Sekaran dalam Sugiyono, 2013). Sedangkan Menurut Neolaka (2014) kerangka berpikir adalah pemahaman yang sangat mendasar yang menjadi landasan bagi pemahaman-pemahaman setiap pemikiran selanjutnya.
2.4  Kerangka Konseptual
Hubungan Antar Variabel
a.   Hubungan antara gaji dan kinerja karyawan
 Gaji merupakan penghasilan yang diterima oleh seseorang dan digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Gaji bukanlah merupakan satu - satunya motivasi karyawan dalam berprestasi, tetapi gaji merupakan salah satu motivasi penting yang ikut mendorong karyawan untuk berprestasi, sehingga tinggi rendahnya gaji yang diberikan akan mempengaruhi kinerja dan kesetiaan karyawan.
Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan - kebutuhan fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya. Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi bawahannya agar kinerja kerja semakin meningkat.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah :
H1=  Diduga gaji  (X1) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja karyawan (Y) Rumah Makan Ayam Goreng Nelongso Cabang Belimbing.
b.   Hubungan antara Insentif dan Kinerja Karyawan
Insentif menjadi trigger bagi karyawan untuk selalu berprestasi dan mencapai kinerja optimal.  Melebihi target yang dicanangkan merupakan sebuah keharusan yang menjadi tugas dan tanggungjawab setiap profesional. Insentif merupakan penghargaan yang diberikan kepada individu dalam suatu kelompok, yang diketahui berdasarkan perbedaan dalam mencapai hasil kerja. Ini di rancang untuk memberikan rangsangan atau memotivasi karyawan berusaha meningkatkan produktivitas kerjanya.
Berdasarkan penjelasan yang telah disebutkan di atas, maka diajukan hipotesis:
H2= Diduga Insentif (X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) Rumah Makan Ayam Goreng Nelongso Cabang Belimbing.

Variabel yang diangkat meliputi Gaji dan insentif sebagai variable bebas (X), sedangkan Kinerja Karyawan sebagai variable terikat (Y). Berikut merupakan jabaran variable pada penelitian ini secara sistematis digambarkan sebagai berikut :



  Gambar 2.2
Kerangka Konseptual Penelitian

Gaji (X1)

Kinerja Karyawan(Y)

Insentif  (X2)

Gaji  (X1)
 






   Keterangan :
: Parsial
                   : Simultan
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa garis putus-putus menunjukkan bahwa adanya hubungan dari variable gaji (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) dan adanya hubungan dari variable insentif (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) secara persial dan garis lurus menunjukkan bahwa adanya hubungan dan variable gaji (X1) dan insentif (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) secara simultan.
2.5  Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara dari suatu fenomena yang masih harus diuji kebenarannya. Menurut Sugiyono (2011) mengemukakan bahwa “hipotesi merupakan jawaban sementara terhadaprumusan penelitian dimana rumusan penelitian telah ditanyakan dalam bentuk kalimat tanya”. Maka dirumuskan hipotesis
H1 :  Diduga ada pengaruh antara gaji terhadap kinerja karyawan pada Rumah Makan Ayam Goreng Nelongso cabang Blimbing
H2 :  Diduga ada pengaruh antara insentif terhadap kinerja karyawan pada Rumah Makan Ayam Goreng Nelongso cabang Blimbing
H3 :  Diduga ada pengaruh secara simultan antara gaji dan insentif terhadap kinerja karyawan pada Rumah Makan Ayam Goreng Nelongso cabang Blimbing


Komentar

Postingan populer dari blog ini

sikap dan kepuasan kerja . makalah perilaku organisasi

Observasi perusahaan manufaktur ( Tugas 1 )

Pengaruh Gaji dan Insentif Terhadap Kinerja Karyawan di Ayam Goreng Nelongso CAbang Blimbing-Malang